Oleh:
Y. Setiyo Hadi / Mas Yopi
Penggagas dan Pengelola Rumah
Sejarah
Berbagai temuan artefak dan situs
dari era purba ditemukan di wilayah Kabupaten Bondowoso. Wilayah Kabupaten
Bondowoso dikenal sebagai pemukiman purba. Di Bondowoso ditemukan banyak
peninggalan berupa artefak maupun situs mulai dari era prasejarah yang
membuktikan bahwa Bondowoso merupakan Pemukiman Purba.
Eksplorasi atau penelitian
tentang prasejarah yang ditemukan di Bondowoso telah dilakukan sejak zaman
colonial Hindia Belanda. Berbagai penelitian arkeologis mengenai prasejarah di
wilayah Jember dan Bondowoso (yang antara tahun 1817 sampai 1883 dalam satu
kesatuan wilayah Afdeeling / Kabupaten Bondowoso) pada masa colonial Hindia
Belanda telah dilakukan dengan berbagai ekskavasi yang dilakukan para peneliti
sejarah dan arkeologi seperti: Knebel, Verbeek, H.E. Steinmetz, H.R. Van
Heekeren, F.D.K Bosch, W.J.A. Willems, Kohlbrugge, dan H. Zollinger.
Wilayah Bondowoso mendapat
perhatian lebih besar oleh para peneliti sejarah dan arkeologi di atas.
Steinmetz pada 1898 memberi laporan tentang berbagai warisan megalitik di
wilayah Juwaran, Sentong, Wanakusuma, Curahdami, Pejaten, Nangkaan, Tegalampel,
Sukasari, Pakisan, Tanggulangin, Kemuningan, Pakauman, Kretek, dan Tlogosari. Steinmetz
berhasil mendata temuan megalitik yang dikelompokkan dalam : pandhusa, sarcophagus,
beberapa patung megalitik, dan batu kenong.
Sedangkan W.J.A. Willem pada
tahun 1938 menyusun peta sebaran megalitik di wilayah Pakauman. Willem menemukan di Pakauman bahwa that
hybrid dolmen (dolmen campuran) digunakan sebagai makam atau kuburan,
Willem juga mendokumentasikan sekitar Sembilan puluh empat (94) obyek megalitik
meliputi pandhusa, beberapa patung, dan sekumpulan batu kenong yang tersebar
antara area Pakauman, Maesan dan Tamanan.
Penelitian Bagyo Prasetyo dari
Bagian Prasejarah di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Jakarta (2000)
melaporkan penyebaran temuan megalit di Bondowoso berada dalam 10 (sepuluh)
kelompok wilayah.
Kelompok 1 yaitu situs
Banyuputih, Wringin, Glingseran, Jatisari dengan temuan megalit berupa
sarkopagus, dolmen-dolmen, beberapa monolith, menhir, serta batu kenong. Kelompok
2 yaitu situs Tanggulangi, Kretek, Gentong Tegalampel, Kemuningan
dengan temuan megalit berupa Sarkopagus. Kelompok 3 yaitu situs Karanganyar
Tegalampel, Nangkaan, Pejaten, Sukowiryo, Bondowoso, Kademangan Kulon, serta
Curah Poh dengan temuan berupa Sarcopagus dan beberapa dolmen. Kelompok
4 yaitu situs Sumberanyar, Kalianyar, Pakauman, Taman, Wanisodo,
Wonosari, Grujugan, Sumberpandan dengan temuan megalit berupa Sarkofagus,
beberapa dolmen, beberapa batu kenong, beberapa patung. Kelompok 5 yaitu situs
Dawuan, Suger, Kodedek, Penanggungan, Tanah Wulan dengan temuan berupa
Sarkofagus, beberapa dolmen, beberapa batu kenong, beberapa mortar (lesung),
beberapa monolit, serta beberapa ruang
batu (stone chambers).
Kelompok 6 yaitu situs
Pakisan, Gentong Tlogosari, Tlogosari, Sulek dengan temuan megalit berupa
sarkofagus, beberapa dolmen, beberpa batu kenong, beberapa lesung (mortar),
serta beberapa monolit. Kelompok 7 yaitu situs Jebung Lor,
Jebung Kidul, Maskuning Kulon, Kesemek, Patemon, serta Lombok Kulon dengan
temuan megalit berupa sarkofagus, beberapa dolmen, beberapa batu kenong, lesung
(mortars), beberapa monolith, serta sekelompok menhir. Kelompok 8 yaitu situs
Sumbergading, Sukorejo, Nogosari dengan temuan berupa Sarkofagus dan beberapa
ruang batu (stone chambers). Kelompok 9 yaitu Karangsengon,
Karanganyar Klabang, Besuk, Taal dengan temuan megalit berupa beberapa kamar
batu, beberapa patung, serta beberapa menhir. Kelompok 10 yaitu situs
Prajekan Lor, Tarum, Suling Kulon dengan temuan berupa Sarcopagus, beberapa
dolmen, serta beberapa menhir.
Temuan-temuan artefak dan situs
megalitik yang tersebar di berbagai wilayah Bondowoso menunjukkan bahawa
Bondowoso adalah pemukiman purba. Dengan temuan-temuan megalitik tersebut dan
penyebaran yang luas di Kabupaten Bondowoso memperlihat bahwa wilayah Bondowoso
telah dihuni manusia sejak zaman megilitikum.
Jember, 25 April 2017
Daftar Pustaka / Sumber Yang Terangkum di Rumah Sejarah :
Pendowo, Budi Santoso, Geology:
Sheet Of Besuki East Java, Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Departemen Pertambangan dan Energi Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumberdaya Mineral, 1991.
Prasetyo, Bagyo “The Distribution
Of Megaliths In Bondowoso (East Java, Indonesia)” dalam INDO-PACIFIC PREHISTORY
ASSOCIATION BULLETIN 19, 2000 (MELAKA PAPERS, VOLUME 3), hal. 77 – 80.
----------, “Survey Keruangan
Situs Megalitik Bondowoso (Tahap I) Kabupaten Bondowoso, Propinsi Jawa Timur
Tahun 1995”, Laporan Penelitian Arkeologi tidak dipublikasikan, Jakarta: Pusat
Penelitian Arkeologi Nasional, 1995.
----------, “Survey Keruangan
Situs Megalitik Bondowoso (Tahap II) Kabupaten Bondowoso, Propinsi Jawa Timur
Tahun 1996”, Laporan Penelitian Arkeologi tidak dipublikasikan, Jakarta: Pusat
Penelitian Arkeologi Nasional, 1996.
Soejono, R.P., “On The Megalithic
In Indonesia”, dalam Byungmo Kim (ed.), Megalithic Culture In Asia, pp. 73 –
98, Seoul: Hanyang University Pers, 1898.
Steinmetz, HE., “Oudheidkundige
Beschrivjing van de Afdeling Bandawasa (Residentie Besoeki)” dalam Tijdschrift
Van Het Bataviaasch Genootschap Van Kunsten en Wetenschappen 40, 1898.
Van Heekeren, H. R.,
“Megalithische Overblijfselen in Besoeki, Java”, Java 11 : 1 – 18, 1931.
Willem, W.J.A., “Het Onderzoek
Der Megalithen Te Pakaoeman Bij Bondowoso” Rapporten Oudheidkundige Diens 3 : 5
– 41.