Oleh
Y.
SETIYO HADI
Penggagas
dan Pengelola Rumah Sejarah
Hp./wa
081232299854
Arsitektur dari pembangunan Masjid Jamik
Kota Jember pada tahun 1936 adalah Soegarda. Soegardo ini mengelola Het
Bouwkundig Bureau Soegardo, sebuah jasa arsitektur yang ada di Jember pada
masanya.
Seperti yang diberitakan dalam Koran
berbahasa Belanda Soerabaiasch Handelsblad, Dinsdag-28 April 1936, yang bertajukkan “Djember
Nieuwe Moskee”, bangunan Masjid Jamik ini merupakan gabungan dua gaya
arsitektur De Stijl yang dianggap sebagai model baru di masanya. Bagian
depan (sisi aloon-aloon) sampai Kantor disebut dengan MOZES-STIJL (Gaya Musa),
bagian samping (sisi utara, ruang utama) dalam
DUDOK-STIJL (Gaya Dudok). Dalam perencanaan pembangunan, menara masjid
direncanakan berjumlah 4, atau 5.
Arsitektur Masjid Jamik Jember ini, dalam berita Soerabaiasch
Handelsblad, Dinsdag-28 April 1936, yang bertajukkan “Djember Nieuwe
Moskee”, diduga yang pertama di Jawa. Sehingga, Masjid ini merupakan permata
yang di kala semakin tua usia akan bernilai besar bagi perkembangan sejarah dan
kebudayaan Nasional, khususnya perkembangan sejarah Jember. Pojok timur utara
dari wilayah masjid, dimana kubah yang besar tempat diletakkannya bedoek”.
Arsitektur dari Masjid Jamik Kota Jember yang dibangun kembali
pada tahun 1936 ini merupakan bentuk percampuran tiga kebudayaan dunia, yaitu:
kebudayaan Islam, kebudayaan Eropa, dan kebudayaan Jawa.
Kebudayaan Islam berkaitan dengan penggunaan bangunan tersebut
sebagai tempat ibadah umat Islam yang dikenal sebagai Masjid. Ciri lain dari
pengaruh kebudayaan adanya kubah seperti layaknya masjid di timur tengah.
Kebudayaan Eropa dipengaruhi gaya arsitektur De Stijl yang
berkembang pesat di Eropa khususnya Belanda pada pertengahan abad ke-20 Masehi.
Gaya De Stijl sendiri dipromosikan awal dengan munculnya sebuah
majalah yang berjudul De Stijl Magazine pada tahun 1917 yang
menyakini dalam penerapan seni (termasuk arsitektur) gambaran geometris dengan
penggunaan warna dan bentuk yang murni.
Dudok Stijl mengacu pada ide dasar bentuk arsitektur seorang
arsitek yang bernama Willem Dudok yang terkenal di tahun 1930-an di Belanda.
Willem Dudok mempunyai gaya arsitektur dengan menggabung ide-ide Amsterdam dan
pengaruh De Stijl dengan penekanan pada penggunaan bangunan di
bagian depan dalam bentuk kubis dan pintu jendela yang terbuka.
Atap Masjid Jamik ini berbentuk limas bertingkat dua merupakan
produk dari Kebudayaan Jawa. Bentuk limas dari atap Masjid Jamik ini mengacu
pada rumah tradisional Jawa dengan puncaknya adalah mustoko seperti mahkota
raja / sultan.
Jember, 28 April 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar