Oleh
Y. Setiyo
Hadi
Penggagas dan
Pengelola Rumah Sejarah
Kencong, nama kecamatn dan desa
di Kabupaten Jember, yang berada di jajaran pantai di bagian selatan Kabupaten
Jember. Wilayah ini menjadi jalur perjalanan tilik desa yang dilakukan
rombongan besar Raja Hayam Wuruk, raja yang termashur Kerajaan Majapahit, pada
tahun 1359 Masehi (kitab Negarakratagama / Desawanana).
Kata Kencong sering kali
diplesetkan dengan “Kenceng tapi Mencong”, yang dianalogikan dengan jalan-jalan
yang ada di wilayah ini terlihat lurus (kenceng) namun setelah ditelusuri
ternyata berkelok-kelok (mencong). Ini yang dilakukan secara gotak-gatuk pas.
Wilayah kencong merupakan lembah
dataran rendah yang sedikit dataran tinggi sampai ke titik nol pesisir pantai
selatan. Wilayah yang terlihat “kemilauan kekuningan emas” tatkala panen padi
dengan bulir-bulir padi yang menguning, sehingga wilayah ini bagaikan “kencono”
yang berwarna kekuningan keemasan.
Kesuburan bagaikan “kencono” ini
menjadi daya tarik para “plancong” alias para migrant / pendatang untuk menetap
di wilayah “kencono” yang kemudian terucapkan dengan ucapan “Kencong”. Para “plancong”
turut membentuk nama “Kencong” sebagai tempat tinggal atau singgah para
plancong.
Seorang pendeta pangeran dari
Tatar Pasundan yang bernama Bujangga Manik sekitar abad 15 Masehi pernah
menelusuri wilayah Kencong dengan menemukan nama Desa Cakru (Naskah Bujangga
Manik). Dari Balambangan (banyuwangi), Bujangga Manik menelusuri wilayah
Padangalun sampai pantai selatan melihat Pulau Nusa Barong dan sampai ke desa
Cakru yang secara otomatis menelusuri pula wilayah Kencong.
Awal abad ke-19 Masehi, para
peneliti Eropa seperti Thomas W. Horsfield (1804) dan Frans Wilhelm Junghuhn
(1844) juga melakukan penelitian di wilayah Kindjung begitu sebutan
dalam lidah orang Eropa untuk Kencong. Pada periode selanjutnya, tahun 1920-an,
di Kencong dibangun Suiker Fabriek (Pabrik Gula) Gunungsari.
Kencong merupakan tanah yang subur
berkilauan bulir-bulir padi tatkala panen seperi emas dengan warna kencono.
Sehingga, kesuburan tanah “Kencono” menjadi akar dari penamaan nama Kencong
yang subur.
Jember, 18 April 2017
Kakek Buyut saya perangkat desa kencong sekitar tahun 1920an namanya mbah panijo sebagai kasun kalimeneng
BalasHapus