Selasa, 18 April 2017

MENELISIK ASAL NAMA KENCONG – KECAMATAN DAN DESA KENCONG KABUPATEN JEMBER




Oleh
Y. Setiyo Hadi
Penggagas dan Pengelola Rumah Sejarah


Kencong, nama kecamatn dan desa di Kabupaten Jember, yang berada di jajaran pantai di bagian selatan Kabupaten Jember. Wilayah ini menjadi jalur perjalanan tilik desa yang dilakukan rombongan besar Raja Hayam Wuruk, raja yang termashur Kerajaan Majapahit, pada tahun 1359 Masehi (kitab Negarakratagama / Desawanana).

Kata Kencong sering kali diplesetkan dengan “Kenceng tapi Mencong”, yang dianalogikan dengan jalan-jalan yang ada di wilayah ini terlihat lurus (kenceng) namun setelah ditelusuri ternyata berkelok-kelok (mencong). Ini yang dilakukan secara gotak-gatuk pas.

Wilayah kencong merupakan lembah dataran rendah yang sedikit dataran tinggi sampai ke titik nol pesisir pantai selatan. Wilayah yang terlihat “kemilauan kekuningan emas” tatkala panen padi dengan bulir-bulir padi yang menguning, sehingga wilayah ini bagaikan “kencono” yang berwarna kekuningan keemasan.

Kesuburan bagaikan “kencono” ini menjadi daya tarik para “plancong” alias para migrant / pendatang untuk menetap di wilayah “kencono” yang kemudian terucapkan dengan ucapan “Kencong”. Para “plancong” turut membentuk nama “Kencong” sebagai tempat tinggal atau singgah para plancong.

Seorang pendeta pangeran dari Tatar Pasundan yang bernama Bujangga Manik sekitar abad 15 Masehi pernah menelusuri wilayah Kencong dengan menemukan nama Desa Cakru (Naskah Bujangga Manik). Dari Balambangan (banyuwangi), Bujangga Manik menelusuri wilayah Padangalun sampai pantai selatan melihat Pulau Nusa Barong dan sampai ke desa Cakru yang secara otomatis menelusuri pula wilayah Kencong.

Awal abad ke-19 Masehi, para peneliti Eropa seperti Thomas W. Horsfield (1804) dan Frans Wilhelm Junghuhn (1844) juga melakukan penelitian di wilayah Kindjung begitu sebutan dalam lidah orang Eropa untuk Kencong. Pada periode selanjutnya, tahun 1920-an, di Kencong dibangun Suiker Fabriek (Pabrik Gula) Gunungsari.

Kencong merupakan tanah yang subur berkilauan bulir-bulir padi tatkala panen seperi emas dengan warna kencono. Sehingga, kesuburan tanah “Kencono” menjadi akar dari penamaan nama Kencong yang subur.

Jember, 18 April 2017

1 komentar:

  1. Kakek Buyut saya perangkat desa kencong sekitar tahun 1920an namanya mbah panijo sebagai kasun kalimeneng

    BalasHapus