Sabtu, 15 April 2017

RUMAH SEJARAH





Rumah Sejarah merupakan wadah menggali dan mengembangkan potensi sejarah dalam aspek materi sejarah, metode sejarah, metodologi dan teori sejarah, filsafat sejarah, serta pemanfaatan potensi sejarah.

Pemakaian nama Rumah dalam Rumah Sejarah memperlihat fungsi sebagai tempat tinggal, beraktifitas, serta kegiatan yang bersifat kekeluargaan dalam menggali dan mengembangkan berbagai potensi sejarah dalam berbagai aspeknya. Aspek-aspek dari potensi sejarah sebagai berikut:
1.                  Materi Sejarah
2.                  Metode Sejarah
3.                  Teori dan Metodologi Sejarah
4.                  Filosofi Sejarah
5.                  Pemanfaatan Potensi Sejarah

Misi RUMAH SEJARAH : Menggali dan Mengembangkan Potensi Sejarah Untuk Kesejahteraan Bersama.

Tujuan RUMAH SEJARAH:
1.             Menggali Potensi Sejarah yang terkait dengan materi sejarah, metode sejarah, teori dan metodologi sejarah, filosofi sejarah, dan pemanfaatan potensi sejarah;
2.             Mengembangkan Potensi Sejarah dalam bentuk berbagai kegiatan sehingga Potensi Sejarah dapat dimanfaatkan sebagai bahan dalam penyelesaian masalah;
3.             Melakukan berbagai kegiatan yang mempromosikan, mensosialisasikan serta memasarkan berbagai produk hasil dari penggalian dan pengembangan Potensi Sejarah.

Upaya mewujudkan tujuan dan misi RUMAH SEJARAH, sesuai karakternya, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan RUMAH SEJARAH berada dalam tiga aspek kegiatan, yaitu:
A.                 Aspek Kognitif
Aspek kognitif mencakup kegiatan mental (otak), yaitu segala upaya yang menyangkut aktifitas otak. Aspek kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:
1.                  Pengetahuan / hafalan / ingatan (knowledge)
2.                  Pemahaman (comprehension)
3.                  Penerapan (application)
4.                  Analisis (analysis)
5.                  Sintesis (syntesis)
6.                  Penilaian / penghargaan / evaluasi (evaluation)
Tujuan dari aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu: mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah dengan menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan suatu masalah. Aspek kognitif terkait dari upaya mengungkapkan tentang kegiatan mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.

B.                  Aspek Afektif
Aspek afektif mencakup sikap dan nilai yang terkait dengan watak perilaku seperti: perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.  Sikap seseorang dapat dilihat dari perubahan tatkala memiliki penguasaan kognitif yang lebih tinggi. Penekanan dari aspek afektif adalah perilaku atau tingkah laku.
Aspek afektif memiliki lima tingkatan, yaitu:
1.         Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan);
2.         Responding (menanggapi) dengan “adanya partisipasi aktif”;
3.         Valuing (menilai atau menghargai)
4.         Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5.         Characterization by value or value complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau nilai komplek

C.                  Aspek Psikomotorik
Aspek psikomotorik terkait dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang memiliki pengalaman belajar. Hasil deri psikomotorik adalah kelanjutan dari kognitif dan afektif. Aspek psikomotorik terkait dengan aktifitas fisik.
Aspek psikomotorik diukur melalui:
1.      Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta selama praktek berlangsung;
2.      Sesudahnya dilakukan pengetesan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap;
3.      Beberapa wkatu setelah direalisasikan.

Ada tiga Kegiatan yang dilakukan oleh RUMAH SEJARAH dalam upaya mewujudkan misi dan tujuan dari kelembagaan ini, yaitu:
1.      Kegiatan Kognisi Potensi Sejarah

2.      Kegiatan Afektif Potensi Sejarah

3.      Kegiatan Psikomotorik Potensi Sejarah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar