Rumah
Sejarah merupakan wadah menggali dan mengembangkan potensi sejarah dalam aspek
materi sejarah, metode sejarah, metodologi dan teori sejarah, filsafat sejarah, serta pemanfaatan potensi sejarah.
Pemakaian nama Rumah dalam Rumah Sejarah memperlihat fungsi sebagai
tempat tinggal, beraktifitas, serta kegiatan yang bersifat kekeluargaan dalam
menggali dan mengembangkan berbagai potensi sejarah dalam berbagai aspeknya.
Aspek-aspek dari potensi sejarah sebagai berikut:
1.
Materi Sejarah
2.
Metode Sejarah
3.
Teori dan Metodologi Sejarah
4.
Filosofi Sejarah
5.
Pemanfaatan Potensi Sejarah
Misi RUMAH SEJARAH : Menggali dan Mengembangkan Potensi Sejarah Untuk
Kesejahteraan Bersama.
Tujuan RUMAH SEJARAH:
1.
Menggali Potensi Sejarah yang terkait dengan materi
sejarah, metode sejarah, teori dan metodologi sejarah, filosofi sejarah, dan
pemanfaatan potensi sejarah;
2.
Mengembangkan Potensi Sejarah dalam bentuk berbagai
kegiatan sehingga Potensi Sejarah dapat dimanfaatkan sebagai bahan dalam penyelesaian
masalah;
3.
Melakukan berbagai kegiatan yang mempromosikan,
mensosialisasikan serta memasarkan berbagai produk hasil dari penggalian dan
pengembangan Potensi Sejarah.
Upaya mewujudkan tujuan dan misi RUMAH SEJARAH, sesuai karakternya, maka
kegiatan-kegiatan yang dilakukan RUMAH SEJARAH berada dalam tiga aspek
kegiatan, yaitu:
A.
Aspek Kognitif
Aspek
kognitif mencakup kegiatan mental (otak), yaitu segala upaya yang menyangkut
aktifitas otak. Aspek kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:
1.
Pengetahuan / hafalan / ingatan (knowledge)
2.
Pemahaman (comprehension)
3.
Penerapan (application)
4.
Analisis (analysis)
5.
Sintesis (syntesis)
6.
Penilaian / penghargaan / evaluasi (evaluation)
Tujuan dari aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu: mengingat, sampai
pada kemampuan memecahkan masalah dengan menghubungkan dan menggabungkan
beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan
suatu masalah. Aspek kognitif terkait dari upaya mengungkapkan tentang kegiatan
mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling
tinggi yaitu evaluasi.
B.
Aspek Afektif
Aspek afektif mencakup sikap
dan nilai yang terkait dengan watak perilaku seperti: perasaan, minat, sikap,
emosi, dan nilai. Sikap seseorang dapat
dilihat dari perubahan tatkala memiliki penguasaan kognitif yang lebih tinggi.
Penekanan dari aspek afektif adalah perilaku atau tingkah laku.
Aspek afektif memiliki lima
tingkatan, yaitu:
1.
Receiving atau attending (menerima atau
memperhatikan);
2.
Responding (menanggapi) dengan “adanya partisipasi
aktif”;
3.
Valuing (menilai atau menghargai)
4.
Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5.
Characterization by value or value complex
(karakterisasi dengan suatu nilai atau nilai komplek
C.
Aspek Psikomotorik
Aspek psikomotorik terkait
dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang memiliki
pengalaman belajar. Hasil deri psikomotorik adalah kelanjutan dari kognitif dan
afektif. Aspek psikomotorik terkait dengan aktifitas fisik.
Aspek psikomotorik diukur
melalui:
1.
Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta
selama praktek berlangsung;
2.
Sesudahnya dilakukan pengetesan untuk mengukur
pengetahuan, keterampilan, dan sikap;
3.
Beberapa wkatu setelah direalisasikan.
Ada tiga Kegiatan yang dilakukan oleh RUMAH SEJARAH dalam upaya
mewujudkan misi dan tujuan dari kelembagaan ini, yaitu:
1.
Kegiatan Kognisi Potensi Sejarah
2.
Kegiatan Afektif Potensi Sejarah
3.
Kegiatan Psikomotorik Potensi Sejarah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar